Arsitek Alam
contoh:Hunian yang menyatu dengan alam dapat memberi kenyamanan tinggal. Salah satunya, arsitektur bangunan bio. Bagaimana desainnya?
Julukan arsitektur beriklim bio telah populer pada tahun 1950-an dan mengingatkan kita pada berbagai proyek dari Frank Lloyd Wright. Biasanya, arsitektur yang menganut prinsip demikian ditandai pemakaian banyak materi kayu, teras-teras atau balkon yang memberikan bayangan pada bangunan. Di samping itu bangunan ini banyak memiliki unsur penyejuk melalui pengudaraan alami yang hadir melalui sejumlah bukaan di setiap sudut ruang.
"Di Amerika bangunan bio populer sejak tahun 1950-an dengan ciri-ciri pemakaian material alam yang secara kontekstual menyatu dengan bangunan dan pemanfaatan lokasi, tempat pemilik rumah bernaung," tutur arsitek dari Mitra Graha Asri Mandiri Ir Wisnu Brata.
Pemakaian bahan bangunan yang alami dalam bangunan bio mampu beradaptasi terhadap iklim tropis. Dengan pemakaian banyaknya materi alam dalam arsitektur bangunan ini, membuat tatanannya terasa menyatu dengan konsep hunian tropis Indonesia.
Konsep bangunan rumah ini bisa digolongkan cukup baik secara ekologis dan harmonis terhadap lingkungannya. Dengan begitu, mampu mengurangi biaya konsumsi energi, sekaligus memberi keuntungan kepada pemiliknya.
"Unsur luar bangunan yang dimasukkan ke dalam bangunan sebagai bagian dari side yang menarik, memberi keuntungan karena akan memberi perasaan nyaman pada seluruh penghuninya," tutur arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Pemakaian elemen kayu,batu alam, dan air dalam sebuah bangunan kerap digunakan dalam arsitektur bangunan ini. Unsur logam sebisa mungkin dihindari sehingga menambah alami arsitektur bangunan ini.
"Pemakaian air terjun atau falling water dengan teknik alami dan pemilihan batu alam yang rustic (tidak beraturan) dan irregular menjadi ciri bangunan bio lainnya," ucap Wisnu.
Pemilihan lokasi yang tepat sehingga memberi arah pandangan (view) berupa gunung, danau, atau hutan pada arsitektur bangunan bio akan semakin selaras bila diterapkan di daerah pedesaan atau pegunungan. Ini dimungkinkan karena biasanya lokasi tersebut telah memiliki lahan miring, jadi hanya perlu membuat fondasi yang tidak akan merusak alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar